Sabtu, 22 Januari 2011

TO BE

TO BE ( Ada, Adalah)

To Be (am, are, is) berati ada atau adalah, tetapi dalam bahasa indonesia, pada umumnya to be tidak di terjemahkan.
Oke lanjut, di sini To Be bukan yang to be or not to be dari Mbah Shakespere lho ya ;P tetapi seperti yang sudah dibahas di tulisan sebelumnya, to be adalah salah satu bentuk Verb (kata kerja) yang menerangkan/menjelaskan suatu subjek atau objek. Dari to be tersebut kita bisa tahu konteks waktu suatu pembicaraan (time of speech), apakah dalam konteks masa lalu, sekarang, atau di masa yang akan datang. Bahasa Inggris memang sangat bergantung pada konteks waktu dan inilah yang
membuat bahasa tersebut terkesan agak ribet.
To be juga merupakan salah satu bumbu dasar dalam Bahasa Inggris, tanpanya ibarat masakan tanpa garam sehingga perlu dihafal baik untuk menulis maupun untuk percakapan sehari-hari. Ia harus ada, kalau tidak native speaker yang sedang kita ajak bicara tidak akan memahami apa yang sedang kita bicarakan.
Bentuk-bentuk to be antara lain yaitu:
1. Present (masa kini):
a. Am
b. Is
c. Are
2. Past (masa lampau):
a. were
3. Continuous (sedang berlangsung):
a. being
4. Perfect (terus berlangsung hingga waktu tertentu/progresif):
a. been

To be digunakan untuk menjelaskan subjek atau objek dan digunakan pada saat mendeskripsikan:
1. Keadaan, contoh: He is sick
2. Profesi, contoh: They are lawyers.
3. Usia, contoh: She is 21 years old.
4. Kegiatan: He is playing tennis (dalam present continuous tense).




Gambar 1: Pola dasar to be dan merupakan pernyataan positif.


Untuk kalimat negatif tinggal menambahkan kata not setelah to be, contoh:
1. He is not a lawyer
2.They are not from England.
3.It wasn’t cold. (not bisa disingkat dengan menambahkan n’t pada akhir to be).


Gambar 2: Pola dasar untuk kalimat negatif.


Untuk membuat suatu pertanyaan, to be cukup diletakkan sebelum subjek, contoh:
1. Is he a lawyer?
2. Are they from England?
3. Was it cold?


Gambar 3: Pola dasar untuk membuat pertanyaan.

To be juga berhubungan dengan kata kerja (Verb) lainnya. Pada tulisan berikutnya akan dijelaskan mengenai penggunaan kata kerja do/does, has/haveserta hubungannya dengan penggunaan kata-lata untuk pertanyaan (What, where, when, why, which, how).
To Be di gunakan sebagai penghubung antara subjek dan predikat.
Predikat suatu kalimat dapa terdiri atas:
a) kata sifat (adjective)
b) kata benda ( noun)
c) kata keterangan/tambahan (adverb);
d) kata kerja (verd) yang menyatakan melakukan sesuatu.

To Be menghubungkan subjek dan predikat, To Be dapat berubah-ubah sesuai dengan subjek (pelaku). Lihat contoh di bawah ini:
a) predikat kalimat kata sifat:
1) I am happy.                           = Saya bahagia.
2) You are right.                        = Anda benar.
3) He is handsome.                    = Ia (laki2) tampan
4) She is beautiful.                      = Ia (perempuan) cantik
5) It is wild.                               = Ia (binatang) buas
6) We are healthy.                      = Kami sehat
7) You are rice.                          = Kalian kaya
8) They are diligent.                    = Mereka rajin
b) predikat kalimat kata benda:
1) I am a teacher.                       = saya  seorang guru
2) You are a physician.               = Anda adalah seorang dokter
3) He is a student.                      = Ia seorang pelajar

4) She is a singer.                       =  Ia seorang penyanyi
5) It is a bag.                             = Itu (benda) sebuah tas
6) We are Dutch.                       = kami orang Blanda
7) You are physicists.

CONTRACTIONS

CONTRACTIONS (singkatan)
aren't = are not             she'd = she had; she would

can't = can not              she'll = she will

couldn't = could not      she's = she is; she has

didn't = did not             shouldn't = should not

doesn't = does not        tha'll = that will

don't =   do not             that's = that is; that has

hadn't = had not            there's = there is

hasn't = has not             they'd = they had; they would

he'd = he had; he would  they'll = they will

he'll = he will                  they're = they are

haven't = have not         they've = they have

he's = he is; he has         wasn't = was not

here's = here is              we'd = we had; we would

I'd = I had; I would        we'll = we will

I'll = I will; I shall            weren't = were not

I'm = I am                       we've = we have

isn't = is not                    what's = what is

it'd = it had; it would       who's = who is, who has

it'll = it will                      where's = where is

I've = I have                    won't = will not

let's = let s                       wouldn't = would not

ma'am = madam              you'd =you had; you would

mustn't = must not           you'll = you will

needn't = need not           you're = you are

oughtn't = ought not          you've = you have

shan't = shall not.

PENJELASAN :
Contractio adalah singkatan enclitics (kata atau persingkatan kata yang tidak bertekanan); sedangkan abbreviation adalah bentuk singkatan atau kependekan dari sebuah kata atau ungkapan yang menggantikan atau mewakili seluruhnya.
Contoh:
a) I'm is a contraction for I am = I'm merupakan singkatan bagi I am.
b) Exam is familiar abbreviation of examination. Exam adalah singkatan yang lajim dari Examination.
c) U.S.A. is an abbreviation of the United States of America.
    U.S.A. merupakan bagian singkatann dari United States of America.
Jadi, kata-kata singkatan dalam daftar tersebut di atas yang ditulis dengan tanda apostrof (apostrophe) lebih tepat disebut contreaction.

IRRGULE PLURALS

IRRGULE PLURALS
IRRGULE PLURALS (bentuk jamak yang tidak beraturan)
Sejmumlah kata benda mempunyai bentuk jamak yang tidak beraturan.
a)      Dengan mengadakan perubahan vocal (huruf hidup) yang di dalamnya:
Tunggal                  Jamak         Arti
Man                        men            pria
Woman                  women       wanita
Foot                        feet              kaki
tooth                      teeth           gigi
goose                     geese           angsa
loose                      lice               kutu
b)      Dengan memberikan –en atau –ne untuk membenntuk jamaknya:
Tunggal             Jamak              Arti
Ox                      oxen              lembu jantan
Child                  children          anak
Brother             brethren       saudara
Cow                   kine                  sapi
CATATA: Bentuk jamak biasa brother adalah brothers, dan cow adalah cows.
c)       Kata-kata benda gabungan (compound nouns) yang kata pertama dan kata keduanya dijamak:
Tunggal                     Jamak                     Arti
Ma-servant               men-servants       bujang laki-laki
Women-servant       woman-serant     bujang perempuan
Man-teacher           men-techers          guru peria
Woman-teacher     woman-teachers   guru perempuan
CATATAN: Bentuk jamak dari ungkapan seperti “Miss Browm” dapat dipakai dua bentuk kata yang berbeda. Kita boleh mengatakan “The Miss Brown” atau “The Misses Brown”.
b) kata-kata benda yang mempunyai bentuk jamak yang sama dengan bentuk tunggal:
Tunggal             Jamak          Arti
Swine                swine             babi
Deer                  derr               rusa
Sheep                sheep           domba
Fish                   fish                 ikan
Heathen           heathen     penyembah berhala
yoke            yoke (of oxen)    ( se-) pasang (lembu)
brace           brace (of birds)    (se-) pasang (burung)
dozen               dozen             lusin
sore                  score             kode
stone              stone (weight)   nama ukuran berat inggris di saingkat st.
pice                pice                 mata uang india

ASUHAN KEPERAWATAN UROLITHIASIS

ASUHAN KEPERAWATAN UROLITHIASIS



Pengertian
Urolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Urolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan. Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap di suatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus larutan urin. Calculi bervariasi dalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk dalam velvis ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea, muntah, demam, hematuria. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan batu
a. Faktor Endogen
Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria, hiperkalsiuria dan hiperoksalouria.
b. Faktor Eksogen
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air minum.
c. Faktor lain
a) Infeksi
Infeksi Saluran Kencing (ISK) dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan Batu Saluran Kencing (BSK) Infeksi bakteri akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH Urine menjadi alkali.
b) Stasis dan Obstruksi Urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah Infeksi Saluran Kencing.
c) Jenis Kelamin
Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 1
d) Ras
Batu Saluran Kencing lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia.
e) Keturunan
Anggota keluarga Batu Saluran Kencing lebih banyak mempunyai kesempatan
f) Air Minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urine meningkat.
g) Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu dari pada pekerja yang lebih banyak duduk.
h) Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringan.
i) Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas Batu Saluran Kencing berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering menderita Batu Saluran Kencing (buli-buli dan Urethra).
Patogenesis
Sebagian besar Batu Saluran Kencing adalah idiopatik, bersifat simptomatik ataupun asimptomatik.
Teori Terbentuknya Batu
a. Teori Intimatriks
Terbentuknya Batu Saluran Kencing memerlukan adanya substansi organik Sebagai inti. Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.
b. Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c. Teori Presipitasi-Kristalisasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine. Urine yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin dan garam urat, urine alkali akan mengendap garam-garam fosfat.
d. Teori Berkurangnya Faktor Penghambat
Berkurangnya Faktor Penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat, sitrat magnesium, asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya Batu Saluran Kencing.
PENGKAJIAN DATA DASAR
1. Riwayat atau adanya faktor resiko
a. Perubahan metabolik atau diet
b. Imobilitas lama
c. Masukan cairan tak adekuat
d. Riwayat batu atau Infeksi Saluran Kencing sebelumnya
e. Riwayat keluarga dengan pembentukan batu
2. Pemeriksaan fisik berdasarka pada survei umum dapat menunjukkan :
a. Nyeri. Batu dalam pelvis ginjal menyebabkan nyeri pekak dan konstan. Batu ureteral menyebabkan nyeri jenis kolik berat dan hilang timbul yang berkurang setelah batu lewat.
b. Mual dan muntah serta kemungkinan diare
c. Perubahan warna urine atau pola berkemih, Sebagai contoh, urine keruh dan bau menyengat bila infeksi terjadi, dorongan berkemih dengan nyeri dan penurunan haluaran urine bila masukan cairan tak adekuat atau bila terdapat obstruksi saluran perkemihan dan hematuri bila terdapat kerusakan jaringan ginjal
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Urinalisa : warna : normal kekuning-kuningan, abnormal merah menunjukkan hematuri (kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis, tumor,kegagalan ginjal). pH : normal 4,6 – 6,8 (rata-rata 6,0), asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), Urine 24 jam : Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukkan Infeksi Saluran Kencing , BUN hasil normal 5 – 20 mg/dl tujuan untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. BUN menjelaskan secara kasar perkiraan Glomerular Filtration Rate. BUN dapat dipengaruhi oleh diet tinggi protein, darah dalam saluran pencernaan status katabolik (cedera, infeksi). Kreatinin serum hasil normal laki-laki 0,85 sampai 15mg/dl perempuan 0,70 sampai 1,25 mg/dl tujuannya untuk memperlihatkan kemampuan ginjal untuk mengekskresi sisa yang bemitrogen. Abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
b. Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
d. Foto Rontgen : menunjukkan adanya calculi atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang uriter.
e. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
f. Sistoureteroskopi : visualisasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukkan batu atau efek ebstruksi.
g. USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu.
Penatalaksanaan
a. Menghilangkan Obstruksi
b. Mengobati Infeksi
c. Menghilangkan rasa nyeri
d. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi.
Komplikasi
a. Obstruksi Ginjal
b. Perdarahan
c. Infeksi
d. Hidronefrosis
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri pada daerah pinggang) berhubungan dengan cedera jaringan sekunder terhadap adanya batu pada ureter atau pada ginjal
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya obstruksi (calculi) pada renal atau pada uretra.
3. Kecemasan berhubungan dengan kehilangan status kesehatan.
4. Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, tujuan tindakan yang diprogramkan dan pemeriksaan diagnostik berhubungan dengan kurangnya informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume I (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN PERITONITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PERITONITIS



PENGERTIAN
Peradangan peritoneum, suatu lapisan endotelial tipis yang kaya akan vaskularisasi dan aliran limpa.
ETIOLOGI
1. Infeksi bakteri
* Mikroorganisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal
* Appendisitis yang meradang dan perforasi
* Tukak peptik (lambung / dudenum)
* Tukak thypoid
* Tukan disentri amuba / colitis
* Tukak pada tumor
* Salpingitis
* Divertikulitis
Kuman yang paling sering ialah bakteri Coli, streptokokus µ dan b hemolitik, stapilokokus aurens, enterokokus dan yang paling berbahaya adalah clostridium wechii.
2. Secara langsung dari luar.
* Operasi yang tidak steril
* Terkontaminasi talcum venetum, lycopodium, sulfonamida, terjadi peritonitisyang disertai pembentukan jaringan granulomatosa sebagai respon terhadap benda asing, disebut juga peritonitis granulomatosa serta merupakan peritonitis lokal.
* Trauma pada kecelakaan seperti rupturs limpa, ruptur hati
* Melalui tuba fallopius seperti cacing enterobius vermikularis. Terbentuk pula peritonitis granulomatosa.
3. Secara hematogen sebagai komplikasi beberapa penyakit akut seperti radang saluran pernapasan bagian atas, otitis media, mastoiditis, glomerulonepritis. Penyebab utama adalah streptokokus atau pnemokokus.
GEJALA DAN TANDA
* Syok (neurogenik, hipovolemik atau septik) terjadi pada beberpa penderita peritonitis umum.
* Demam
* Distensi abdomen
* Nyeri tekan abdomen dan rigiditas yang lokal, difus, atrofi umum, tergantung pada perluasan iritasi peritonitis.
* Bising usus tak terdengar pada peritonitis umum dapat terjadi pada daerah yang jauh dari lokasi peritonitisnya.
* Nausea
* Vomiting
* Penurunan peristaltik.
PATOFISIOLOGI
Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi rongga abdomen ke dalam rongga abdomen, biasanya diakibatkan dan peradangan iskemia, trauma atau perforasi tumor, peritoneal diawali terkontaminasi material.
Awalnya material masuk ke dalam rongga abdomen adalah steril (kecuali pada kasus peritoneal dialisis) tetapi dalam beberapa jam terjadi kontaminasi bakteri. Akibatnya timbul edem jaringan dan pertambahan eksudat. Caiaran dalam rongga abdomen menjadi keruh dengan bertambahnya sejumlah protein, sel-sel darah putih, sel-sel yang rusak dan darah.
Respon yang segera dari saluran intestinal adalah hipermotil tetapi segera dikuti oleh ileus paralitik dengan penimbunan udara dan cairan di dalam usus besar.
TEST DIAGNOSTIK
1. Test laboratorium
* Leukositosis
* Hematokrit meningkat
* Asidosis metabolik
2. X. Ray
* Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior, lateral), didapatkan :
* Illeus merupakan penemuan yang tak khas pada peritonitis.
* Usus halus dan usus besar dilatasi.
* Udara bebas dalam rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.
PROGNOSIS
* Mortalitas tetap tinggi antara 10 % - 40 %.
* Prognosa lebih buruk pada usia lanjut dan bila peritonitis sudah berlangsung lebih dari 48 jam.
* Lebih cepat diambil tindakan lebih baik prognosanya.
LAPARATOMI
Pengertian
Pembedahan perut sampai membuka selaput perut.
Ada 4 cara, yaitu;
1. Midline incision
2. Paramedian, yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5 cm).
3. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.
4. Transverse lower abdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi appendictomy.
Indikasi
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam) / Ruptur Hepar.
2. Peritonitis
3. Perdarahan saluran pencernaan.(Internal Blooding)
4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
5. Masa pada abdomen
Komplikasi
1. Ventilasi paru tidak adekuat
2. Gangguan kardiovaskuler : hipertensi, aritmia jantung.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan
Latihan-latihan fisik
Latihan napas dalam, latihan batuk, menggerakan otot-otot kaki, menggerakkan otot-otot bokong, Latihan alih baring dan turun dari tempat tidur. Semuanya dilakukan hari ke 2 post operasi.
POST LAPARATOMI
Perawatan post laparatomi adalah bentuk pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien-pasien yang telah menjalani operasi pembedahan perut.
Tujuan perawatan post laparatomi;
1. Mengurangi komplikasi akibat pembedahan.
2. Mempercepat penyembuhan.
3. Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi.
4. Mempertahankan konsep diri pasien.
5. Mempersiapkan pasien pulang.
Komplikasi post laparatomi;
1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.
Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7 - 14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati, dan otak.
Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatif dini dan kaos kaki TED yang dipakai klien sebelum mencoba ambulatif.
2. Buruknya intergriats kulit sehubungan dengan luka infeksi.
Infeksi luka sering muncul pada 36 - 46 jam setelah operasi. Organisme yang paling sering menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aurens, organisme; gram positif. Stapilokokus mengakibatkan pernanahan.
Untuk menghindari infeksi luka yang paling penting adalah perawatan luka dengan memperhatikan aseptik dan antiseptik.
3. Buruknya integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau eviserasi.
Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka.
Eviserasi luka adalah keluarnya organ-organ dalam melalui insisi.
Faktor penyebab dehisensi atau eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan menutup waktu pembedahan, ketegangan yang berat pada dinding abdomen sebagai akibat dari batuk dan muntah.
Proses penyembuhan luka
* Fase pertama
Berlangsung sampai hari ke 3. Batang lekosit banyak yang rusak / rapuh. Sel-sel darah baru berkembang menjadi penyembuh dimana serabut-serabut bening digunakan sebagai kerangka.
* Fase kedua
Dari hari ke 3 sampai hari ke 14. Pengisian oleh kolagen, seluruh pinggiran sel epitel timbul sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan kemerahan.
* Fase ketiga
Sekitar 2 sampai 10 minggu. Kolagen terus-menerus ditimbun, timbul jaringan-jaringan baru dan otot dapat digunakan kembali.
* Fase keempat
Fase terakhir. Penyembuhan akan menyusut dan mengkerut.
Intervensi untuk meningkatkan penyembuhan
1. Meningkatkan intake makanan tinggi protein dan vitamin c.
2. Menghindari obat-obat anti radang seperti steroid.
3. Pencegahan infeksi.
Pengembalian Fungsi fisik.
Pengembalian fungsi fisik dilakukan segera setelah operasi dengan latihan napas dan batuk efektf, latihan mobilisasi dini.
Mempertahankan konsep diri.
Gangguan konsep diri : Body image bisa terjadi pada pasien post laparatomy karena adanya perubahan sehubungan dengan pembedahan. Intervensi perawatan terutama ditujukan pada pemberian support psikologis, ajak klien dan kerabat dekatnya berdiskusi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan bagaimana perasaan pasien setelah operasi.
Pengkajian
Perlengkapan yang dilakukan pada pasien post laparatomy, adalah;
1. Respiratory
* Bagaimana saluran pernapasan, jenis pernapasan, bunyi pernapasan.
2. Sirkulasi
* Tensi, nadi, respirasi, dan suhu, warna kulit, dan refill kapiler.
3. Persarafan : Tingkat kesadaran.
4. Balutan
* Apakah ada tube, drainage ?
* Apakah ada tanda-tanda infeksi?
* Bagaimana penyembuhan luka ?
5. Peralatan
* Monitor yang terpasang.
* Cairan infus atau transfusi.
6. Rasa nyaman
* Rasa sakit, mual, muntah, posisi pasien, dan fasilitas ventilasi.
7. Psikologis : Kecemasan, suasana hati setelah operasi.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman, abdomen tegang sehubungan dengan adanya rasa nyeri di abdomen.
2. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan adanya sayatan / luka operasi laparatomi.
3. Potensial kekurangan caiaran sehubungan dengan adanya demam, pemasukkan sedikit dan pengeluaran cairan yang banyak.
Tindakan keperawatan post operasi:
1. Monitor kesadaran, tanda-tanda vital, CVP, intake dan output
2. Observasi dan catat sifat darai drain (warna, jumlah) drainage.
3. Dalam mengatur dan menggerakan posisi pasien harus hati-hati, jangan sampai drain tercabut.
4. Perawatan luka operasi secara steril.
Evaluasi
1. Tanda-tanda peritonitis menghilang yang meliputi :
* Suhu tubuh normal
* Nadi normal
* Perut tidak kembung
* Peristaltik usus normal
* Flatus positif
* Bowel movement positif
2. Pasien terbebas dari rasa sakit dan dapat melakukan aktifitas.
3. Pasien terbebas dari adanya komplikasi post operasi.
4. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan mengembalikan pola makan dan minum seperti biasa.
5. Luka operasi baik.

 DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dr. Sutisna Himawan (editor). Kumpulan Kuliah Patologi. FKUI
Brunner / Sudart. Texbook of Medical Surgical Nursing Fifth edition IB. Lippincott Company. Philadelphia. 1984.
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam : Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1987, Edisi II.